Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan kepada
Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat serta salam kita kirimkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi Wassalam, karena atas
hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada
pembina Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SMA bapak Ariyanto, sebagai tugas
pendalaman pembelajaran Matematika.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
bapak/ibu dosen Matematika yang telah
mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
lancar dalam menulis paper ini.
Selanjutnya
kami mohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila ada
kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasa maupun
kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta, 30 Maret
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………................................................ii
DAFTAR ISI……………………………...............................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah …………………………...…...................................1
B. Rumusan
Masalah ……………………………........... ....................................1
C. Tujuan
……………………………...........................................……………...2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logika Matematika ……………………………............................3
B. Pernyataan
……………………………............................................................3
C. Kata
Hubung Kalimat…………………………….......................................... 4
D. Negasi
dari Pernyataan Majemuk…………………………………………..…9
E. Kontradiksi, Tautologi, dan
Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan
Majemuk……………………………………………………………………..12
F. Hukum-Hukum Logika ……………………………...................................13
G. Pernyataan
Berkuantor............................................................................14
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor..............................................................15
I. Validitas
Pembuktian..............................................................................16
J. Bukti
dalam Matematika................................................................................18
K. Latihan
Soal……………………………........................................................20
L. Kunci
Jawaban……………………………....................................................21
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................23
B. Saran
..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi
sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata
pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika
adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang
shahih dan yang tidak shahih. Karenanya logika sangat berguna bagi siswa,
disamping dapat meningkatkan daya nalar atau proses berfikir yang terjadi di
saat menurunkan dan menarik kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar
atau dianggap benar, namun dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka
sehari-hari. Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar
para siswa dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk
penarikan kesimpulan.
Oleh
karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para siswa memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang
dimiliki serta menambah pengetahuan tentang mata pelajaran ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari logika
matematika ?
2. Apa saja kata hubung kalimat
pernyataan majemuk ?
3. Bagaimana ingkaran dari pernyataan
majemuk ?
4. Apa saja hukum-hukum logika ?
5. Apa saja yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari
logika matematika.
2. Untuk mengetahui kata hubung kalimat
penyataan majemuk.
3. Untuk mengetahui ingkaran dari
pernyataan majemuk.
4. Untuk mengetahui hukum-hukum logika.
5. Untuk mengetahui penarikan
kesimpulan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Logika Matematika
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah
logika yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan
lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa
simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai
dimana-mana.
B.
Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun
menurut aturan bahasa yang mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah,
tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi,
kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama
umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh
nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya
adalah pernyataan. Kalimat 3 di
atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
a)
Kalimat
Terbuka
Adalah
kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai
dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta
dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel
(Peubah)
adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta
pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota
tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat
terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1.
yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
b)
Pernyataan
Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat
unsur-unsur yaitu pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan
kita temui berupa kata sambung logika :
1) Merupakan lambang operasi untuk
negasi
2) Merupakan lambang operasi untuk
konjungsi
3) Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4) Merupakan lambang operasi untuk
implikasi
5) Merupakan lambang operasi untuk
biimplikasi
C.
Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran
atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu
pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan kata
”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari
suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak
p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung
dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q”
yang disebut konjungsi. Konjungsi
“p dan q” dilambangkan dengan “p Ù
q”. Konjungsi dua pernyataan p dan q
bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika
salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai
q : Ima anak
cekatan
maka p ∧ q : Ima anak pandai
dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan
benar-benar anak cekatan.
3. Disjungsi/
Alternasi
Pernyataan
p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p
atau q” yang disebut disjungsi.
Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p Ú q”. Dalam kehidupan sehari-hari,
kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti
salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua
buah pernyataan yang dihubungkan dengan ”atau” merupakan disjungsi dari kedua
pernyataan semula. Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam
disjungsi yaitu sebagai berikut.
a) Disjungsi inklusif, yaitu dua
pernyataan yang bernilai benar apabila paling sedikit satu dari keduanya
bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi inklusif dua
pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang perhatikan
pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit
berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang
pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”. Pernyataan
dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh
yang lain perhatian contoh berikut ini.
1) Persegi memiliki empat sisi atau
empat sudut.
2) Adi membawa pensil atau bolpoin.
b) Disjungsi
eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar
apabila hanya satu dari dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua
pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan pernyataan
sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”.
Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar,
atau seorang atlit yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah
satu)”. Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi
eksklusif. Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1) Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2) Dua garis pada satu bidang sejajar
atau berpotongan.
Catatan : Jika dalam suatu soal
tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang dimaksud adalah disjungsi
inklusif.
4.
Implikasi
Implikasi “jika p maka q”
dilambangkan dengan “p Þ
q”. Dalam implikasi
p ⇒ q, p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi
(konsekuen).
Bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar,
anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai salah jika
antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya salah.
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q
: udara terasa hangat
Jadi, p Þ q :
“Jika matahari
bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari
bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Berdasarkan pernyataan
diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan
menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat
cukup untuk udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar
adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat
merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi
hangat hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p
Þ
q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi
dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut invers, konvers,
dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein:
3013)
a) Ingkaran Konvers: ~ (p Þ
q) º (q Ù ~ p)
b) Ingkaran Invers : ~(~
p Þ~
q) º ~p Ù q
c) Ingkaran Kontraposisi: ~(~
q Þ~
p) º ~q Ù p
5. Biimplikasi
atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya jika
q” dilambangkan dengan “p Û
q”. Biimplikasi
bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau
kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai
salah.
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p
Û
q = “Saya memakai
mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Pengertian kita adalah “Jika saya memakai
mantel maka saya merasa dingin” dan juga “Jika saya merasa dingin maka saya
memakai mantel”. Terlihat bahwa jika saya memakai mantel merupakan syarat perlu
dan cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa dingin merupakan syarat
perlu dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua peristiwa itu
terjadi serentak.
D.
Negasi dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan
tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi
1. Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika
kedua komponennya bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan tabel
kebenaran berikut:
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q
: Ima anak
cekatan.
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar
anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau
bukan cekatan
2. Negasi Suatu Disjungsi
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi
atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat
sisi dan empat sudut
3. Negasi Suatu Implikasi
Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q :
“Jika matahari
bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
4. Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau
bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡
~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡
(p ∧
~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p
Û
q = “Saya memakai
mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p
Û
q dinegasikan
menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka
maka saya merasa dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.
E.
Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi
Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi
adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu
bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau
bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang,
maka pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba
periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap
pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran
komponen-komponennya, disebut tautologi.
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar
untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan
mahasiswa”. Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai
kebenaran dari “Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan di atas
berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya
dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran
dari komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai
salah,
maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
a)
implikasi
º kontraposisi : p
Þ
q º ~ q Þ
~ p
b)
konvers
º invers : q
Þ
p º ~ p Þ
~ q
c)
~(p Ù q) º ~ p Ú ~ q : ingkaran dari konjungsi
d)
~(p Ú q) º ~ p Ù ~ q : ingkaran
dari disjungsi
e)
~(p
Þ
q) º p Ù ~ q :
ingkaran dari implikasi
f)
p Þ
q º ~ p Ú q
g)
~(p
Û
q) º (p Ù ~ q) Ú (q Ù ~ p) : ingkaran
dari biimplikasi
F.
Hukum-Hukum Logika
G.
Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor artinya
pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Pernyataan berkuantor
mengandung kata semua, setiap,
tiap-tiap, ada, terdapat, beberapa dan sebagainya.
Terdapat dua macam kuantor, yaitu :
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum, ditandai
dengan kata : “semua, setiap, tiap-tiap” atau ditulis ("x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a) Semua siswa memakai seragam.
b) Tiap-tiap kelas selalu menjaga
kebersihan.
c) Setiap manusia punya kesalahan.
d) Setiap bilangan asli adalah bilangan
cacah.
2. Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor Khusus,
ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa “ atau ditulis ($x). Kuantor eksistensial
dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a) Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.
b) Terdapat bilangan prima yang genap.
c) Beberapa kelas sedang tidak belajar.
H.
Ingkaran Pernyataan Berkuantor
1. Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk
“untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah “ada x, sehingga berlaku bukan
p(x)”,ditulis ~[("x), p(x)] º ($x), ~p(x)
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak berwarna
putih.
Secara umum ingkaran dari semua
adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :
– ( (x),p(x))
(x), -p(x)
2. Ingkaran Kuantor Eksistensial.
Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)”
adalah “untuk semua x, sehingga berlaku bukan p(x)”, ditulis ~[($x), p(x)] º ("x), ~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi
presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang
menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak menjadi
presiden.
Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa
adalah semua, dan dilambangkan :
– ((x), p(x) ) (x),-p(x)
I.
Validitas Pembuktian
1. Premis dan
Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan
yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan,
sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen
adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang
mengandung bukti-bukti (evidence) dan
suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
2.
Validitas Pembuktian (I)
a) Modus Ponen
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus
ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar (benar)
Konklusi : Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama
dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk
argumen modus ponen.
b) Modus Tolen :
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~
p
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas
hujan (benar)
Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan
bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak
terjadi.
c) Silogisma :
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : q Þ r
Konklusi : p Þ r
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf
(B)
Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
d) Silogisma Disjungtif
Premis 1 : p Ú q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p
Jika ada
kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.
Premis
1 : p ∨ q
Premis
2 : q
Konklusi
: ~ p
Tetapi jika ada
kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi
eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh Soal :
1) Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan
(B)
Premis 2 :
Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
2) Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air
ini panas (B)
Konklusi : Air
ini tidak dingin (B)
3) Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek
ini berwarna merah
Konklusi :
Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
e) Konjungsi
Premis 1 : p
Premis 2 : q
Konklusi : p Ù q
Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù
q benar.
f) Tambahan (Addition)
Premis 1 : p
Konklusi : p Ú q
Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar
atau nilai salah yang
dimiliki q).
g) Dilema Konstruktif :
Premis 1 : (p Þ q) Ù
(r Þ s)
Premis 2 : ~ q Ú ~ s
Konklusi : ~ p Ú ~ r
J.
Bukti dalam Matematika
1. Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian
yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung. Suatu
argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya bernilai benar dan
konklusinya juga bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu
argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit
ada satu premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung
atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio
ad absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 :
Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)
Premis 2 :
Chairil Anwar adalah manusia (Benar)
Buktikan bahwa
“Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan melakukan pembuktian tidak langsung.
Bukti :
Kita misalkan
bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai benar).
Maka berarti :
Ada manusia hidup kekal (premis 5).
Tetapi premis 5
ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.
Oleh karena itu
premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5
bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai
benar.
Jadi terbukti
bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya,
kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan
menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan
itu dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima
kebenarannya.
1. Amati pernyataan berikut ini:
p : Hari ini ahmad pergi ke toko
buku
q : Hari ini ahmad pergi ke
supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas dengan
logika matematika di bawah ini:
A. p Ù
q
B. p Ù
~q
C. ~ p Ù q
D. ~ p Ù ~q
2. Tentukan konvers, invers dan
kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka Wayan
mengendarai mobil"
3. Tentukan kesimpulan dari premis berikut:
Premis 1 : Jika Panji rajin belajar
maka ia lulus ujian
Premis 2 : Jika Panji lulus ujian
maka ia masuk universitas
4. Tentukan negasi dari pernyataan:
a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak
banjir.
b) Hari ini tidak mendung dan Budi
membawa payung
5. Tentukan nilai kebenaran pernyataan
majemuk dari (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q)
KUNCI JAWABAN
1. Penyelesaian :
A. p Ù
q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku
dan supermarket
B. p Ù
~q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku
dan tidak ke supermarket
C. ~ p Ù q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke
toko buku tetapi ke supermarket
D. ~p Ù
~q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke
supermarket
2. Penyelesaian :
Pernyataan di atas adalah implikasi p
Þ q sehingga:
p : Hari ini hujan
q : Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut
adalah q Þ p
"Jika Wayan mengendarai mobil
maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas
adalah ~p Þ ~q
"Jika hari ini tidak hujan maka
Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan
tersebut adalah ~q Þ ~p
"Jika Wayan tidak mengendarai
mobil maka hari ini tidak hujan"
3. Penyelesaian :
Kita gunakan prinsip silogisme
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : q Þ r
Konklusi : p Þ r
Maka kesimpulannya adalah : "Juka Panji rajin belajar
maka ia masuk universitas"
4. Penyelesaian :
Ingkaran (negasi) dari konjungsi.
a) Bogor hujan lebat dan Jakarta tidak
banjir.
Ingat:
~(p ∧ q ) º ~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Bogor tidak hujan lebat atau Jakarta banjir.
Hari ini tidak mendung dan Budi membawa paying
Ingat:
~(p ∧ q ) º
~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Hari ini mendung atau Budi tidak membawa paying
5. Penyelesaian :
BAGIAN III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Logika
Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol. Keuntungan
atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika
mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan logika, seperti logika secara
kalimat, logika dalam pemrograman dan logika dalam rangkaian digital. Logika
dalam kalimat dinyatakan sebagai proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan
logis dengan hukum-hukum logika. Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan
struktur dasar dari pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart.
Logika dalam rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan
gerbang-gerbang logika serta penyederhanaan dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika
matematika ini membahas tentang pernyataan majemuk beserta negasinya,
hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi, ekuivalensi pernyataan-pernyataan
majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.
B. SARAN
1. Diharapkan siswa dapat memahami mata
pelajaran logika matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
2. Penulis
dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu
pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika menemukan kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. ”disjungsi nilai
kebenaran pernyataan” (online),
http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016
Blogspot. 2014. “Makalah Logika
Matematika” (online),
(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html),
diakses tanggal 25 Maret 2016
Joko, jokom 42. 2012.
“logika-matematika” (online),
Matematikastudycenter.
”sma soal pembahasan logika matematika” (online),
http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-matematika, diakses tanggal 23
Maret 2016
Rumusmatematikadasar.
2015. ”contoh soal logika matematika dan pembahasannya sma kelas 10” (online),http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-matematika-dan-pembahasannya-sma-kelas-10.html, diakses tanggal 25
Maret 2016
Smartblogmathematic. “ingkaran”
(online),
https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/,
diakses tanggal 27 Maret 2016
Sriyanto. 2007. Quick Math (Cara Cepat Belajar Matematika).Yogyakarta : Penerbit Indonesiatera.
Tampomas, Husein. 2013. Seribu Pena Matematika untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Jika sobat ingin mendapatkan file nya klik DISINI
0 Response to "Makalah LOGIKA MATEMATIKA"
Post a Comment