Halaman
Judul i
Daftar
Isi ii
Kata
Pengantar iii
BAB
I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Barisan dan Deret........................................................ 2
B. Barisan
Aritmatika......................................................................... 3
C. Deret
Aritmatika 6
Kumpulan
Soal 9
Kunci
Jaawaban 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
Daftar
Pustaka 14
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga papper tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi papper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis,
penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Surakarta, 30 Maret 2016
Penulis
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga papper tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi papper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis,
penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Surakarta, 30 Maret 2016
Penulis
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Barisan dan Deret
1.
Barisan Bilangan
Perhatikan
susunan bilangan berikut :
a.
1, 2, 3, 4, 5,…; dinamakan barisan bilangan asli
b.
2, 4, 6, 8, 10,…; dinamakan barisan bilangan asli genap
c.
1, 3, 6, 10, 15,…; dinamakan barisan bilangan segitiga
d.
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…; dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan
disebut suku-suku barisan. Bilangan pertama atau suku pertama dilambangkan
dengan u1, suku kedua dengan u2, suku ketiga dengan u3,
suku ke-k dengan uk,…, demikian seterusnya sampai suku ke-n dengan un
(n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan
itu. Untuk nilai n bilangan asli berhingga, barisan itu dinamakan barisan
berhingga. Suku ke-n dilambangkan dengan un disebut suku umum
barisan. Pada umumnya, suku ke-n atau un merupakan fungsi dengan
daerah asal (domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang
memiliki pola atau aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya.
Jika bilangan pertama u1, bilangan kedua u2, bilangan
ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka barisan
bilangan itu dituliskan sebagai
u1,
u2, u3, ... , uk, ... , un
Contoh
:
1)
Tentukan tiga suku pertama pada barisan
berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan sebagai un = 3n +
1
Jawab
:
Suku
ke-n, un = 3n + 1
Untuk
n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1
= 4
n
= 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n
= 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10
Jadi,
tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan
u3 = 10.
1)
Tentukan rumus umum suku ke-n untuk
barisan berikut ini, jika empat buah suku pertama diketahui sebagai berikut.
a)
4, 6, 8, 10, . . . b) 1, 9, 25,
49, . . .
Jawab :
a) 4,
6, 8, 10, . . .; barisan dengan
suku pertama u1 = 4 dan selisih dua suku yang berurutan bernilai
konstan sama dengan 2.
Jadi,
un = 2n + 2
b) 1,
9, 25, 49, . . .; dapat ditulis
sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...;
barisan dengan suku-sukunya merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi,
un = (2n – 1)2.
2.
Deret
Perhatikan
kembali barisan Jika suku-suku tersebut
dijumlahkan dalam bentuk u1, u2, u3, ... , uk,
... , un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Jumlah
suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn.
Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1 + u2
+ u3 + u4 + u5 .
Contoh
:
1)
Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …,
hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn
= 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi,
jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.
B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,…
dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku yang berurutat adalah tetap
nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1,
u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1
= u3 – u2 = u4 – u3 = konstanta.
Konstanta ini disebut beda
dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a.
Rumus
umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku
pertama a dan beda b, maka suku barisan itu dapat divisualisasikan sebagai
berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku
barisan di atas, maka rumus suku ke-n untuk barisan aritmatika dapat ditentukan
dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku
pertama a dan beda b, rumus umum suku ke-n dari barisan aritmatika itu
ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1)
Carilah
suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama u1
= a = 4,
Beda b
= 1 – 4 = -3,
Suku ke-6 u6
= a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan
suku ke-6 adalah u6 = 11
b.
Suku
tengah pada barisan aritmatika
Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat
ditentukan melalui deskripsi berikut ini.
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari
atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... , u2k-1,
maka suku tengahnya adalah uk.
Suku
tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u1
+ u2k-1}. Jadi, suku
tengahnya ditentukan oleh hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.
Contoh :
1)
Diketahui
barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu adalah
ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab
:
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u1
= 3, beda b = 2, dan suku terakhir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1)
= ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2
= 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1
= 2(24) – 1 = 47.
c.
Sisipan
pada barisan aritmatika
Misalkan diantara dua bilangan real x dan (dengan x ≠ y ) akan disisipkan
sebanyak k buah bilangan ( k bilangan asli). Bilangan – bilangan semula dengan
bilangan-bilangan yang disisipkan itu membentuk suatu barisan aritmatika.
Susunan bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan dapat
divisualisasikan dengan menggunakan bagan sebagaimana diperlihatkan berikut
ini.
Di
antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah bilangan sehingga bilangan-bilangan
semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika.
Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan
b =( y – x) /
(k + 1)
Dengan
x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan
k bilangan asli.
Contoh
:
1) Di
antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga bilangan-bilangan
semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika.
Carilah beda dari barisan aritmatika yang terbentuk.
Jawab
:
Diketahui
x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y –
x) / (k + 1) = (28-4)/(5+1)=4
Jadi,
beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .
A. Deret Aritmatika
Jumlah
beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika.
Sebagai contoh :
· Dari
barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3 + 5
+ 7 + … + 99,
· Dari
barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4 + 6
+ 8 + … + 2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u1,
u2, u3, ... , un, merupakan suku – suku
barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... +
un dinamakan sebagai deret aritmatika.
a.
Rumus jumlah n suku pertama deret
aritmatika
Jumlah
n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn
ditentukan oleh :
Sn
= u1 + u2 + u3 + ... + un-2 + un-1
+ un
Substitusikan
u1 = a, u2 =
a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1
=un – b; diperoleh
Sn
= a + (a+b) + (a+2b) + ... + (un
– 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika
urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik, diperoleh:
Sn
= un + (un – b) + (un – 2b) + ... +
(a+2b) + (a+b) + a … (**)
Jumlahkan
masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), sehingga diperoleh
:
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama
suatu deret aritmatika dapat ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1
+ u2 + u3 + ... + un ditentukan dengan menggunakan
hubungan :
Sn =
n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
a.
Sifat-sifat Sn pada deret
aritmatika
Jumlah
n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1.
Sn = n/2 (a+ un)
merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak memiliki
suku tetapan.
2.
Untuk setiap n bilangan asli berlaku
hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku
ke-n).
Contoh :
1)
Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4
+ 6 + … + 60.
Jawab
:
Untuk
menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu
banyak suku atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2
+ 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60
= 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30
= 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi,
jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930
KUMPULAN SOAL
1.
Rumus umum suku ke-n dari suatu barisan
ditentukan melalui hubungan un= an2 + bn. Suku ke-2 dan
suku ke-7 dari barisan itu masing-masing sama dengan 8 dan 63.
a. Hitunglah
nilai a dan nilai b
b.
Tentukan suku ke-10
2.
Tulislah deret bilangan berikut ini,
kemudian tulislah hasil penjumlahannya.
a.
Deret 6 bilangan asli kelipatan tiga
yang pertama
b.
Deret 5 bilangan segitiga yang pertama
c.
Deret 6 bilangan persegi yang pertama
3.
Suku ke-3 suatu barisan aritmatika sama
dengan 11, sedangkan suku ke-10 sama dengan 39.
a.
Carilah suku pertama dan beda barisan
itu
b.
Carilah rumus suku ke-n
4.
Suku ke-5 suatu deret aritmatika adalah
40 dan suku ke-8 deret itu adalah 25.
a.
Tentukan suku pertama dan beda deret
aritmatika itu
b.
Hitunglah jumlah sepuluh suku pertama
dari deret aritmatika itu
5.
Diketahui suku ke-3 dan suku ke-7 suatu
deret aritmatika berturut-turut adalah 17 dan 37. Jumlah 20 suku pertama deret
tersebut adalah…
KUNCI JAWABAN
1.
Nilai a dan b, serta suku ke-10 adalah
a.
Rumus umum suku ke-n : un= an2
+ bn
·
Suku ke-2 sama dengan 8, diperoleh
hubungan:
a(2)2 + b(2) = 8
⇔ 4a + 2b = 8
⇔ 2a + b = 4 (*)
·
Suku ke-7 sama dengan 63, diperoleh
hubungan:
A
a(7)2 + b(7) = 63
⇔ 49a + 7b =
63
⇔ 7a + b = 9 ..................................
(*)
Persamaan
(*) dan (**) membentuk sistem persamaan linear dua variabel (dengan variabel a
dan variabel b) sebagai berikut:
2a
+ b =4
7a
+ b =9
Solusi
atau penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel diatas adalah a = 1
dan b = 2.
Jadi,
nilai a = 1 dan b = 2.
b.
Berdasarkan hasil perhitungan a rumus
umum suku ke-n dapat dinyatakan sebagai un= n2 + 2n.
Untuk
n = 10 diperoleh u10 = (10)2 + 2(10) = 120
Jadi,
suku ke-10 dari barisan itu adalah u10 = 120.
2.
Deret bilangan dan jumlahnya adalah
a.
3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18
Sn
= 3 +
6 + 9 + 12 + 15 + 18 = 60
b.
1 + 3 + 6 + 10 + 15
Sn
= 1 + 3 + 6 + 10 + 15 = 35
c.
1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36
Sn
= 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36 = 91
3.
Suku pertama dan beda, serta rumus suku
ke-n adalah
a.
u3
= 11 → a + 2b = 11 ........................
(1)
u10 = 39 → a + 9b = 39 .... ........................
(2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapat 𝑎=3
dan 𝑏=4.
Jadi, suku pertama a = 3 dan beda b = 4.
b.
un
= a + (n-1) b
= 3 +
(n-1) 4
= 4n-1
Jadi, rumus suku ke-n adalah un = 4n-1.
4.
Suku pertama, beda serta jumlah ssepuluh
suku pertama adalah
a.
Suku ke-5 sama dengan 40
u5
= 40 → a + 4b = 40 ..... (1)
Suku
ke-8 sama dengan 25
u8
= 25 → a + 7b = 25 ...... (1)
Kedua
persamaan di atas membentuk system persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya adalah a = 60 dan b = -5.
Jadi,
suku pertama dan beda dari deret aritmatika itu berturut-turut adalah a = 60
dan b = -5
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suatu barisan disebut barisan
aritmatika jika untuk sebarang nilai n berlaku hubungan : , dengan b adalah suatu tetapan
(konstanta) yang tidak bergantung pada n. Rumus umum suku ke-n dari barisan
aritmatika itu ditentukan oleh : . Suku tengahnya ditentukan oleh hubungan . Di antara dua bilangan dan disisipkan sebanyak buah bilangan sehingga bilangan-bilangan
semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika.
Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan : , dengan dan bilangan real ( dan bilangan asli. Jumlah
n suku pertama suatu deret aritmatika ditentukan dengan menggunakan hubungan : dengan n = banyak suku, = suku pertama, dan = suku ke-n.
B.
Saran
Penulis menyarankan agar pembaca
tidak hanya mengetahui barisan dan deret aritmatika pada papper ini, namun juga
memperbanyak latihan mengerjakan soal dan dapat membedakan barisan dan deret
aritmatika serta geometri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Cecep dan Pesta. 2008. “Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas XII Program Studi Ilmu
Alam”.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sari, Ratna. 2014. “Barisan dan Deret Aritmatika” (Online), (http://ratnasari15.blogspot.co.id/2014/11/barisan-dan-deret-aritmatika.html,
diakses tanggal 28 Maret 2016).
TIM Erlangga Fokus SMA. 2013.”Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan Alam”. Jakarta:
Erlangga
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika Untuk SMA Kelas XII”. Jakarta : Erlangga.
Jika Sobat Wikimatematika ingin mempunyai file dokumen Makalah Basrisan dan Deret Aritmatika langsung saja DOWNLOAD DISINI .... Gratisss
Saya tidak percaya ada pemberi pinjaman online asli yang begitu baik dan jujur seperti Tuan Pedro yang memberi saya pinjaman sebesar 2 juta Euro untuk melaksanakan proyek saya yang sudah lama datang dan menunggu untuk dilaksanakan tetapi dengan bantuan Petugas Tuan Pedro dan semuanya mudah bagi saya.
ReplyDeleteSaya akan meminta Anda untuk menghubungi Petugas Pinjaman Pedro di pedrloanss@gmail.com atau WhatsApp +393510140339